Iklan

Generasi Milenial Terancam Tidak Mampu Beli Rumah

Jhoe Edward
Sabtu, 16 Juli 2022 | 13:33 WIB Last Updated 2022-11-12T15:52:40Z
Milenial Tidak Mampu Membeli Rumah
Generasi Milenial Terancam Tidak Mampu Beli Rumah


Faktor Penyebab Milenial Terancam Tidak Mampu Membeli Rumah

Menurut Sri Mulyani generasi muda atau milenial akan sulit untuk mendapatkan rumah dimasa mendatang. Dikarenakan semakin tingginya harga rumah membuat banyak orang kesulitan untuk membelinya sementara itu tidak sebanding dengan penghasilan yang didapatkan oleh generasi milenial. 

Ditambah dengan kebutuhan ekonomi saat ini membuat generasi milenial sulit untuk memiliki rumah secara pribadi. Apalagi dengan harga material rumah setiap tahunnya semakin mahal, hingga suku bunga yang semakin tinggi membuat rumah akan tampak makin sulit digapai oleh generasi milenial.

Sebenarnya kaum milenial kurang mampu membeli rumah sendiri, apabila tidak memiliki pekerjaan yang baik, memiliki tabungan, memiliki penghasilan tambahan atau mendapatkan warisan dari orang tua. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Dunia Barat.

Berikut adalah 5 faktor menyebabkan milenial terancam tidak mampu membeli rumah.

1. Tingkat inflasi yang tinggi

Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Tingkat inflasi yang cukup tinggi, menyebabkan uang yang dihabiskan untuk kebutuhan sehari-hari juga akan lebih besar. Bagaimana untuk menyisihkan sebagian uang jika untuk keperluan sehari hari saja gaji yang dimiliki tidak mencukupi.

2. Tingkat pertumbuhan penghasilan yang lebih kecil dari inflasi

Dengan beranggapan bahwa inflasi nyata 10 sampai 15 persen. Jika gaji naik bisa 10 sampai 15 persen itu baik sekali - tapi hanya berakibat break even. Kenyataannya kecuali naik posisi, kerja di rintisan, atau mengancam untuk pindah karena dapat tawaran kerja lain, mayoritas naik gaji tidak setinggi itu.

3. Konsumerisme yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya

Di era tahun 2000 di mana saat itu masih menggunakan telepon pra bayar menggunakan pulsa, Internet sangat jarang digunakan masyarakat umum. Sedangkan milenial sekarang mereka digencar iklan sana sini dari gadget dan hanphone mereka. Barang yang tidak perlu tapi sangat menggiurkan untuk dibeli. Mereka cendrung lebih konsumtif saat ini. Jelas membuat milenial sulit untuk menyimpan uang.

4. Konsentrasi populasi di kota-kota besar

Gaji di Jakarta akan cenderung lebih besar dibanding di Surabaya untuk posisi yang sama. Medan akan lebih besar di banding Banjarmasin. Karena pekerjaan dan penghasilan lebih banyak di kota-kota besar, orang-orang mengadu nasib ke kota. Balik ke hukum supply dan demand - tanah sedikit, orang banyak. Akibatnya harga tempat tinggal naik.

5. Unsur agama dan tingkat literasi

Untuk faktor ini lebih di Indonesia dibanding negara maju lainnya. Di negara maju lainnya 4 faktor di atas berlaku, tapi faktor ini lebih di Indonesia. Di negara-negara maju, biasanya masyarakat bertingkat literasi lebih tinggi dan tidak sereligius masyarakat negara berkembang. 
Jelas karena mereka lebih mendapat akses ke pendidikan dan literatur. Semakin tidak religius dan semakin tinggi literasi, masyarakat akan cenderung berkeluarga lebih kecil. Mengapa? Karena anak di negara maju itu mahal dan tidak ada tekanan agama untuk berkeluarga besar. Jarang akan kita lihat keluarga dengan anak 4 atau lebih. 
Di Indonesia, karena masyarakat lebih religius dan tingkat literasi tidak setinggi negara lain, banyak yang menganggap anak banyak itu banyak rejeki. Bisa, tapi secara data cenderung sebaliknya. Anak-anak ini bertumbuh dan mulai harus mencari kerja. 
Balik ke poin ke empat di atas - pekerjaan mayoritas ada di kota-kota besar. Berarti orang-orang dari kota-kota kecil, desa, dsb akan mengadu nasib di kota besar. Akibatnya? Demand akan melebihi supply.

Kesimpulan

Kesimpulannya: Setiap generasi akan selalu ada keunggulan dan tantangannya masing-masing. Millennials memiliki keunggulan tingkat literasi teknologi dan informasi yang lebih tinggi, tetapi biaya dan gaya hidup juga lebih tinggi pula. Generasi-generasi sebelumnya tidak memiliki kemampuan teknologi seperti millennials tetapi tidak terekspose kepada tingkat konsumerisme setinggi millennials, sehingga lifestyle mereka bisa lebih sederhana dan tidak konsumtif.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Generasi Milenial Terancam Tidak Mampu Beli Rumah

Trending Now